Cerita Misteri Hutan Larangan di Cimahi, Orang Tidak Dapat Sembarangan Masuk
Cerita Hutan Larangan di Cimahi, Orang Tidak Dapat Sembarangan Masuk - Ada satu tempat di Cimahi yang dikeramatkan oleh warga ditempat. Namanya Puncak Salam. Konon, tempat ini tidak dapat dimasuki dengan asal-asalan.
Di Kelurahan Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi ada satu situs yang disakralkan oleh warga Kampung Tradisi Cireundeu. Namanya Puncak Salam.
Pucuk Salam ada di daerah Leuweung Larangan atau hutan yang dikeramatkan oleh warga tradisi Cireundeu. Dulu, masyarakat yang akan menjejakkan kaki diharuskan lakukan puasa dengan keseluruhan atau mutih.
Tetapi, seiring waktu berjalan, tempat ini mulai ramai didatangi oleh warga umum. Traveler juga dibolehkan masuk ke Rimba Larangan, dengan ketentuan melepas alas kaki baik sandal atau sepatu.
Cerita Hutan Larangan di Cimahi, Tidak Dapat Sembarangan Dimasuki Orang
Hal tersebut dikerjakan, sebab warga tradisi Cireundeu yakin jika manusia serta alam adalah satu kesatuan, hingga tidak ada penghambat.
Melepas alas kaki memvisualisasikan keyakinan jika 'Gusti anu ngasih' (Tuhan yang mengasihi), 'alam anu ngasah' (alam yang mendidik) serta 'manusa nu ngasuh' (manusia yang jaga).
Tempat ini umumnya dipakai masyarakat tradisi untuk lakukan beberapa ritual kebudayaan. Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia juga biasa dikerjakan di pucuk yang ada pada ketinggian 900 mdpl ini.
Untuk sampai Pucuk Salam, traveler akan melalui dua rimba tradisi terlebih dulu. Diawali pada 'Leuweung Baladahan', 'Leuweung Tutupan', lantas 'Leuweung Larangan'.
'Leweung Baladahan', adalah tempat untuk bercocok tanam, terutamanya singkong sebagai panganan penting buat warga tradisi Cireundeu. Warga tradisi memproses singkong itu jadi rasi.
Cerita Rimba Larangan di Cimahi, Tidak Dapat Sembarangan Dimasuki OrangFoto: Yudha Maulana/detikcom
Selanjutnya, 'Leuweung Tutupan', tempat ini harus dijaga kelestariannya. Pohonnya bisa ditebang, tetapi harus ditanami kembali. Waktu detikcom melalui rimba ini hampir semua tanaman adalah tipe bambu.
Ketidaksamaan kontras di antara Leuweung Tutupan dengan Rimba Larangan ialah kedatangan pohon pinus. Disana ada bale yang dapat dipakai traveler untuk menghela nafas sesaat. Masalahnya track ke arah Pucuk Salam cukup curam.
Saat datang di pucuk, traveler akan disuguhi dengan pemandangan tiga wilayah, yaitu Kota Cimahi, Kabupaten Bandung serta Bandung Barat. Datanglah pagi hari, sebab ruang pucuk tidak terpayungi pohon-pohon.
Seharusnya, traveler mempersiapkan perbekalan air yang ideal, sebab di ruang pucuk tidak ada sumber air. "Track untuk hikingnya cukup pendek, tetapi kuras tenaga," kata Aziz, pelancong asal Bandung.
0 $type={blogger}: