Wiro Sableng
PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212
JEJAK PARA LELUHUR
"LATANAH SILAM,sebuah negri yang tercipta dikala Bumi masih muda,tempat tinggal Manusia,Peri dan para Dewa jauh sebelum kisah cinta Luhmintari tertulis,dari sinilah legenda bermula."
SATU
Pada suatu siang yang terik ditepi sungai Laserayu yang selalu berair keruh kecoklatan,terlihat seorang pemuda tengah duduk terkantuk-kantuk dibawah sebatang pohon nan rindang,semilir angin dan suara air sungai membuat kelopak mata si pemuda seolah menanggung beban yang berat,sebentar tertutup sebentar kemudian terbuka.Di negri Latanah silam pemuda itu dikenal dengan nama Lasambat,seorang pemuda sebatang kara yang rajin dan suka menolong siapa saja.
Selepas berburu dihutan yang tak membuahkan hasil,Lasambat putuskan untuk mencari ikan disungai Laserayu,sebuah serokan panjang yang dibuat dari anyaman daun pandan dibawanya beserta beberapa buah bubu perangkap,setelah sekian lama ia memasang bubu perangkap dan menyerok seser disungai,seekor ikan pun tak bisa didapatnya,terlalu letih dan perutnya yang belum terisi makanan,membuatnya beristirahat sejenak.
Dikala kantuknya sudah tak tertahankan lagi,Lasambat senderkan kepalanya kebatang pohon yang menaunginya,baru saja mata Lasambat terpejam,tiba-tiba telinganya mendengar suara benda berat tercebur kedalam sungai.
"Byuurr".
Seketika itu juga Lasambat buka kedua matanya menatap ketengah sungai yang beriak-riak kecil,pandangan Lasambat sedikit terganggu dengan keruhnya air membuat dia tidak bisa mengira benda apa yang barusan tercebur tenggelam.Penantian Lasambat sejenak kemudian terjawab,tampak sebuah benda hitam berambut panjang menyembul dipermukaan air.
"Wahai..benda apakah yang terapung itu...bentuknya bulat berambut panjang dan..apa itu,aku seperti melihat lima bunga kuning,jangan..jangan..?"belum juga hilang rasa terkejutnya,tiba-tiba..
"Tolong...tolong...aku tak bisa berenang...wahai..toloooonggg"satu suara perempuan terdengar.Bergegas Lasambat lompat terjunkan diri kedalam sungai demi menolong orang yang hampir tenggelam.Tak berapa lama Lasambat bisa menghampiri sosok tubuh yang hampir tenggelam terbawa arus sungai,dan seperti dugaanya sosok yang ditolong adalah seorang wanita.Setelah beberapa saat Lasambat berenang sambil menyeret sosok perempuan,sampailah ia ketepian sungai,tubuh perempuan yang ditolongnya ia baringkan direrumputan.
"Wahai...siapakah adanya nisanak ini,mengapa bisa tenggelam begitu rupa,apakah nisanak terluka?"Lasambat yang baik hati langsung ajukan pertanyaan.
"Uhuk...uhuk.."diawali suara batuk-batuk kecil dan sibak rambut yang menggerai menutupi wajah sosok wanita ini menjawab pertanyaan Lasambat.
"Terimakasih..kisanak telah...menolongku,wahai..kalau tak ada kisanak tentulah nasib ini akan celaka"sambil memeras air dirambutnya yang basah,wanita itu tatap wajah Lasambat,dan ia pun lakukan hal yang sama,hingga kini tatapan dua makhluk berlainan jenis saling bertemu.
"Alangkah...cantik wajah wanita ini..,wahai seumur-umur baru pertama aku melihat wanita secantiknya"bisik hati Lasambat
"Apakah..ini,makhluk yang disebut teman-teman sebagai laki-laki,wahai...seumur-umur baru pertama aku melihat manusia,terlebih manusia laki-laki"bisik hati siwanita.
"Wahai...siapakah nisanak ini,dan dari mana asalmu sudikah nisanak memberi tahu"
"Na..namaku..LuhBidari,aaku seorang peri..wahai..asalku dari Atap Langit"wanita yang mengaku sebagai peri ini menjawab Lasambat.
"Wahai..berkenankah..kisanak sebut nama kisanak juga"
"Namaku..Lasambat...dan aku dar Latanahsilam.Setelah perkenalan singkat itu,diam-diam mereka saling suka.
DUA
Istana Atap Langit,tempat kerajaan MAHADEWA di negri Atap Langit dihuni oleh para peri dan dewa-dewa,letaknya dilangit tertinggi Latanahsilam.
Istana Atap Langit,tempat kerajaan MAHADEWA.Di negri Atap Langit dihuni oleh para peri dan dewa-dewa,letaknya dilangit tertinggi Latanahsilam.
Disebuah ruangan besar tampak MAHADEWA duduk disinggasananya yang megah dikelilingi oleh para peri dan para dewa,raut wajahnya tampak terbias sebuah ganjalan rasa was-was,sebentar berdiri sebentar kemudian duduk lagi tanda kegelisahan sedang menyelimuti hati,semua derita hati yang dirasakan MAHADEWA disebabkan hilangnya salahsatu peri kesayangan dari istana.
"Sudah..kularang berulang-ulang,agar dia tak mendekati Tirai Cahaya Tujuhwarna,wahai...rupanya laranganku membuatnya tambah penasaran,dia tak tahu berbahayanya manusia..."kecemasan yang berlebihan dari Mahadewa membuat seorang peri cantik angkat bicara.
"Maafkan..hamba wahai..raja segala peri dan dewa,sekiranya hamba diperbolehkan dan diberi restu paduka,hamba siap mengemban tugas turun ke Latanahsilam"peri yang tampak dewasa coba berbicara menenangkan rajanya.
"Peri Bunda...tempatmu adalah disini,disisiku mengawasi dan membimbing para peri muda,biarlah tugas ini ku berikan pada peri yang lain"
"Ampun..paduka,bila itu sudah jadi ketetapan paduka,manalah berani hamba menolak"
"Luhbintang...kau kutugaskan turun ke Latanahsilam,cari Luhbidari dan bawa kembali ke Atap Langit"
"Hamba siap menjalankan perintahmu,wahai paduka Mahadewa"seorang peri cantik yang dipanggil Luhbintang bangkit menghadap Mahadewa,diusapnya kepala Luhbintang dengan lembut.
"Berangkatlah..bawa kembali saudarimu"
"Hamba berangkat paduka.."dengan sedikit menjura Luhbintang mundur,sekejap kemudian..."Sett...wuss"dengan membalik badan Luhbintang melesat terbang menuju Tirai Cahaya Tujuhwarna,gerbang terakhir Atap Langit menuju Latanahsilam.Rupanya hari itu adalah hari ke sepuluh raibnya Luhbidari dari Istana Atap Langit.
Hari berganti hari sejak pertemuanya dengan Lasambat,lambat laun rasa cinta mulai tumbuh dihati Luhbidari,dengan sukacita dia rela menemani hari-hari Lasambat,tak terasa hari itu adalah hari kesepuluh sejak pertemuan disungai Laserayu.
"Wahai..Lasambat,ternyata alam manusia tak seburuk yang diceritakan oleh saudara-saudaraku..buktinya kau sangat baik padaku...aku bersedia selalu menemanimu"sambil rebahkan kepala dipangkuan Lasambat,Luhbidari utarakan perasaan cintanya.
"Wahai..Luhbidari..aku tak paham akan yang kau ucap,maksud apakah yang ada dihatimu"
"Wahai..Lasambat..aku..aku..bersedia untuk kau nikahi.."pipi Luhbidari bersemu merah saat ungkapkan hatinya.
"Luhbidari..apakah kedua telingaku ini tak salah dengar...ka..kau bersedia kunikahi?"Luhbidari anggukan kepalanya dua kali.Larut dalam perasaan yang bergejolak kedua mahluk berlainan jenis ini kemudian saling berguling dan saling tindih direrumputan.
Entah berapa lama kedua insan ini akan memadu kasih,tiba-tiba sekelebatan bayangan ungu mendekat.
"Jahanam...kau telah melakukan perbuatan terkutuk Luhbidari..."satu suara menggledek mengagetkan keduanya.
TIGA
Satu sosok wanita berbaju ungu dengan hiasan-hiasan kecil berkelipan tiba-tiba muncul,berdiri membelakangi Luhbidari dan Lasambat.
Rasa kaget melihat siapa yang membentaknya membuat Luhbidari buru-buru meronta dari Tindihan Lasambat dan bergegas membenahi pakaianya yang tersibak tak karuan.
"Wahai..saudaraku Luhbintang,mengapa kau mendadak muncul di Latanahsilam,gerangan kabar apa yang kau bawa dari Atap Langit?"
"Peri...bejat,kau tak layak bertanya,akulah yang akan berbicara,usah kau bercakap basa-basi,lekas kalian berpakaian..jijik aku menyaksikan perbuatan tak senonoh kalian.
"Wahai..Luhbintang sudah sedari awal kedatanganmu kami segera berbusana,janganlah kau kira kami macam hewan.
Mendengar Luhbidari dan Lasambat sudah kembali berpakaian,Luhbintang balikan badannya.
"Dengar baik-baik oleh kalian berdua,aku turun ke Latanahsilam mengemban tugas dari Mahadewa untuk membawamu ke Atap Langit hari ini juga,kau telah terlalu lama menghilang dari Istana,menurut berarti segala urusan cepat selesai,menolak berarti kau siap kupaksa dengan cara halus maupun kasar"Nada bicara Luhbintang serasa mengancam.
"Ba..baik..Luhbintang,wahai..mana berani aku melawan perintah Mahadewa yang kau sampaikan.
"Baguss..aku juga tak mau berlama-lama menginjakkan kaki ditempat kotor bangsa manusia yang tak beradab ini"Luhbintang mencemooh sembari menatap Lasambat.
"Keparat...kau tak layak menghina bangsa manusia,jangan kau sama ratakan semua manusia itu bejat"Lasambat merasa tersinggung mendengar ucapan Luhbintang.
"Hik...hik..hik...lantas yang kalian lakukan barusan itu apa?"aku tak punya urusan berdebat denganmu manusia,urusanku adalah membawa pulang Luhbidari,jadi jangan kau bicara lagi"
"Jahanam..."rutukan serapah keluar dari mulut Lasambat.
"Sekarang...pegang satu tanganku Luhbidari,aku akan membawamu terbang kembali ke Atap Langit"
"Tidak..tidak akan tanpa Lasambat,aku tak mau pulang ke Atap Langit"
"Keparat..kau Luhbidari,apa kau siap menanggung hukuman berlipat-lipat dari Mahadewa,manusia adalah makhluk yang terlarang ada di Atap Langit"
"Wahai..Luhbintang aku sangat mencintai Lasambat,aku tak bisa bila kami harus berpisah,bawa dia serta kumohon.."
"Celaka...celaka..celaka kau manusia,terpaksa aku luluskan ucapanmu Luhbidari tapi dengan satu syarat dia tidak boleh menyntuh kulitku,kau gandeng dibelakangmu"kemudian tangan Luhbintang diulurkan kebelakang dan segera digandeng Luhbidari dengan satu tangan,satu tanganya diulurkan untuk menggandeng Lasambat.
"Wuss..wuss..wuss,tiga sosok sekejap melayang keudara menembus awan-awan,pada setiap peri terdapat sepasang sayap yang mampu digunakan seperti laiknya burung,hanya saja sayap peri lebih kokoh hingga mampu membawa beban berat sekalipun.Sayap-sayap yang biasanya dipunyai peri tidak dimiliki oleh Luhbintang sejak kelahiranya,keadaan dirinya yang tak bersayap membuat Luhbidari jadi peri kesayangan Mahadewa,dia tidak diperbolehkan untuk mendekati Tirai Cahaya Tujuhwarna,karena itu akan sangat berbahaya bagi Luhbidari,ditakutkan ia akan celaka dan terpleset jatuh ke bumi,akhirnya hal yang ditakutkan Mahadewa terjadi juga sepuluh hari kebelakang,Luhbidari terpeleset dan akhirnys jatuh disungsi Laserayu.
Tirai Cahaya Tujuhwarna terlihat menggantung diangkasa dari kejauhan,tanda sebentar lsgi mereka sampai,sepeminum teh kemudian mereka tiba didepan rusngan besar Istana atap langit setelah sebelumnya melewati tirai tujuh warna...tampak seorang Raja tengah duduk di Istana,mukanya masih masam.
"Hamba...datang membawa hasil,tuanku Mahadewa"Luh bintang datang menghadap sembari menjura.
"Wahai..apa yang kaulakukan Luhbintang,mengapa kau membawa pria bangsa manusia kesini..bukankah kau tahu,Istana Atap langit pantang ada sosok manusia,siapa dia..?"
EMPAT
"Maafkan hamba,wahai...Mahadewa raja dari para dewa dan peri,hamba tahu yang hamba perbuat adalah satu hal yang sangat dilarang,dan ini bukanlah kehendak pribadi melainkan atas permintaan Luhbidari,dia tidak mau kembali ke Atap Langit bila manusia ini tak turut serta"
"Wahai..,alasan apakah gerangan yang membuatmu nekat Luhbidari,siapakah dia dan apa hubunganya denganmu manusia ini?"
Sambil menjura terlebih dahulu,Luhbidari menjawab.
"Wahai Mahadewa raja dari para dewa dan peri,yang dikatakan saudara Luhbintang adalah suatu kebenaran,memang hamba yang meminta agar manusia ini turut bersama ke Atap Langit,dia bernama Lasambat,selama hamba turun ke Latanahsilam dialah yang menolong hamba hingga hamba masih bisa bersua kembali denganmu,hamba tahu semua kesalahan yang telah hamba perbuat,hamba siap bila hukuman hamba akan sangatlah berat"
"Hmmm...hukuman pasti akan jadi bagianmu Luhbidari,walaupun kau adalah peri kesayanganku,aku akan tetap berlaku adil siapapun yang melanggar hukum Atap Langit,akan tetap mendapat ganjaran sekalipun dirimu pelakunya.
"Wahai..para dewa dan peri sekalian yang hadir di Atap Langit,kalian akan melihat dan jadi saksi betapa hukumanku tak memandang bulu,tak memandang ikatan dan tak memandang pribadi,Luhbidari lekas berlutut dihadapanku keputusan telah kutetapkan dan hukumanmu telah kusiapkan.
Dengan berjalan sambil berjongkok Luhbidari mendekat kearah Mahadewa,dia sudah pasrah menerima segala hukuman bahkan yang terberat sekalipun.
"Wahai..Luhbidari peri tercantik di Atap Langit,kesalahanmu sungguh tiada termaafkan membawa manusia ke Atap Langit dan menjalin hubungan terlarang dengan bangsa manusia,dengan ini kehormatanmu sebagai peri kucabut"tangan Mahadewa memegang kepala Luhbidari,kemudian tangan itu mencabut lima kuntum bunga yang selalu menghias rambut Luhbidari.
"Dengan lepasnya tanda kehormatan bangsa peri,mulai saat ini kau bukanlah seorang peri lagi,kau kini telah menjadi bangsa manusia,tanda kehormatanmu kuganti dengan lima paku besi ini"tangan Mahadewa kemudian menancapkan lima paku besi berbentuk bunga dikepala Luhbidari hingga menembus kulit,walaupun menembus kulit tak sedikitpun tanda-tanda Luhbidari kesakitan.
"Hukuman telah kujatuhkan padamu,apakah kau ingin mengucapkan kata perpisahan pada saudara-saudaramu sebelum kau kuturunkan ke Latanahsilam,aku masih memberimu sedikit kebaikan,lekas kau katakan sekarang waktumu tak banyak.
"Wahai..Mahadewa raja dari para dewa dan peri,terima kasih kau masih memberi sedikit kebaikan untuku berbicara baiklah,aku hanya akan bertanya sedikit padamu Mahadewa,aku hanya ingin tahu mengapa kau ciptakan aku berbeda dengan peri-peri yang lain,adakah suatu rencana atas diri hamba yang telah kau siapkan?atau memang sebenarnya hamba kau ciptakan sengaja tak bersayap,supaya kelak hamba menjadi manusia dan menjadi awal baru kehidupan bumi,katakan ini adalah suatu kebenaran,Mahadewa"
Sesaat Mahadewa terdiam seolah ditelanjangi oleh kata-kata Luhbidari.
"Baiklah..aku akan sedikit memberi rahasiaku,dan untuk itu kau akan pula kutambahkan sedikit hukuman berani menanyakan yang sudah jadi takdirmu,memang kau kuciptakan tak bersayap bukan tanpa alasan,kau memang telah kupersiapkan menjadi sang pembawa awal baru kelak dimuka bumi"
LIMA
"Cukup sudah rahasia langit bagimu dan sesuai janjiku,aku akan memberi sedikit tambahan hukuman,lihatlah lengan kirimu sebelah dalam disamping ketiak,sebuah tanda baru telahku sematkan,tanda yang bisa menjadi bencana bagimu sekaligus tanda bagi keturunanmu,kelak semua keturunanmu akan memenuhi bumi,tiap seribu tahun akan lahir seorang bayi perempuan berwajah cantik sepertimu,tapi kecantikanya akan tertutupi oleh sebuah tabir,dan tabir itu akan terbuka sesuai kehendakku,mereka mempunyai tanda lahir yang sama dengan yang ada dilenganmu,kelak keturunan pertamamu aku sendiri yang akan membuatkan sekaligus mencabut tabirnya dan untuk keturunanmu yang terakhir dia boleh mewariskan tanda yang kubuat kepada siapa saja,sekarang lihatlah tanda yang kubuat,Luhbidari.."
Luhbidari singkap sedikit lengan bajunya keatas,dilengan kiri bagian dalam tampak tertera tanda hitam berbentuk tulisan angka 212.
"Wahai..Mahadewa,raja dari para dewa dan peri,hukuman tambahan telah hamba dapat,sebelum hamba turun sudilah kiranya Mahadewa jelaskan maksud tanda dua satu dua dilengan hamba"
"Wahai..Luhbidari karena hari ini adalah terakhir kalinya kakimu menginjak Atap Langit,baiklah aku beri sedikit penjelasan untukmu,angka dua didepan mewakili kau dan kekasihmu,sedang angka duabelas mewakili jumlah keturunanmu yang terpilih,kurasa ini sudah waktunya kau pergi".
------------------- T A M A T ----------------
WARNING :
Cerita ini Hanya untuk hiburan semata.
Dipersembahkan Khusus untuk seluruh pengemar serial wiro sableng pendekar kapak maut naga geni 212. Karya Bastian Tito.
0 $type={blogger}: